QPR Makin Tak Terkendali

QPR Makin Tak Terkendali

QPR menyambangi Madejski Stadium dengan misi menghindar dari zona degradasi, tapi itu hancur lantaran hanya mampu bermain imbang. Akhirnya, QPR masih berada di peringkat 19 dengan 25 poin, sedangkan Reading di dasar liga dengan mata setara QPR. Secara matematik, keduanya sukar selamat meski mempunyai tiga perlawanan tersisa. Sebab, mereka hanya akan mengumpulkan 34 angka sekalipun memenangi semuanya.


Queens Park Rangers v Reading - Premier LeagueQPR dengan hasil itu tentu tidak mencukupi untuk mengejar Wigan Atletic atau Aston Villa yang masih punya empat laga lagi. Saat ini, Wigan menduduki kedudukan 18 dengan 32 poin. Sementara Villa menempati hanya berbeda 1 tingkat di atas mereka dan terpaut dua angka. Keduanya akan bertemu pada partai penutup. Artinya, salah satu daripada mereka kemungkinan mengumpulkan angka lebih baik pada akhir musim. Fakta itu menyebabkan kewujudan QPR di Liga Primer hanya berlangsung dua musim. Padahal, mereka baru hadir lagi dalam pertandingan ini selepas edisi 1995/1996. Begitu juga dengan Reading.


QPR dan Reading sebelumnya menghabiskan empat musim di Championship. Penderitaan bertambah lantaran ada pemain yang dianggap mencemuh. Ini menimpa QPR dan dilakukan Jose Bosingwa. Bek kanan tersebut tidak merasakan penyesalan dan kesedihan atas kegagalan pasukannya, justru menertawakannya. Dia terlihat tersenyum begitu QPR dipastikan terdegradsi. Hal ini mengundang kecaman dari QPR dan seluruh hierarki. Dia juga dikecam banyak fans melalui situs jejaring sosial. Pemain asal Portugal itu dianggap sebagai pembunuh bayaran dan hanya mementingkan uang.


Sosok yang sangat memalukan. Maklum, dia menerima 65,000 pounds setiap minggu. Situasinya panas karena beberapa pemain ikut bertindak balas. Joey Barton mendamprat Bosingwa menggunakan kata-kata tidak pantas, Barton menambah, Bosingwa merupakan noda bagi QPR. Penyakit yang diwariskan bekas pelatih Mark Hughes. Barton juga menganggap pemain asal Portugal itu adalah orang yang tidak layak menjadi pemain bola.


Mungkin saja Bosingwa menyesali keputusannya hengkang dari Chelsea dan bergabung dengan QPR, Agustus yang lalu. Apalagi, dia kurang popular di mata fans setelah menolak hadir di bangku cadangan awal musim. Terlepas misteri di dalamnya, kini, Redknapp punya tugas baru. Dia kini perlu menyeleksi siapa yang akan berlangsung dan harus pergi. QPR harus segera melego beberapa pemainnya demi mengumpulkan dana yang cukup. Sebab, sudah pasti neraca keuangan mereka akan goyah.



Source: QPR Makin Tak Terkendali

No comments :

Post a Comment